KONSER ZAKIR NAIK
oleh : De Fatah
Lewat telpon, saya diajak nonton Zakir Naik oleh beberapa Alumni, menurut mereka supaya saya tidak terlalu jauh tersesat, segera kembali ke jalan yang benar. Jalan yang ditawarkan Zakir Naik cocok untuk orang yang sedang tersesat seperti saya, kata mereka sambil tertawa gurih.
Saya tersenyum, selama ini mereka tidak pernah menelpon saya, tiba tiba menelpon mengajak menonton Zakir Naik. Bagi saya ini sindiran tingkat Alexis. Baiklah saya akan bercerita, mumpung kalian yang menelpon saya.
"Saya sudah selesai dengan Zakir Naik. Saya dulu sempat pengagum Ahmad Deedad, orang yang dicontoh Zakir Naik, ada yang bilang, dia gurunya Zakir Naik". Saya ingat, saat itu kalian masih unyu-unyu kumpul dengan Aak Gim menangis bersama di geger kalong meratapi nasib, atau sekelas kader ormas Islam yang kerjanya tidur, makan, mandi di masjid.
Kalian mendengar Zakir Naik hanya supaya bisa tidur nyenyak, berselimut keimanan kalian sambil mentertawakan kesesatan keimanan umat lain. Kalian tidak pernah berpikir bagaimana kalian juga sesat di mata keimanan orang lain. Lalu kalian bangga, sezalim-zalimnya kalian tapi tetap masuk surga asal beriman. Surga mana ? Jika surga yang dimaksudkan itu disaat batang Zakar Naik, itu betul.
Jika kalian jijik melihat ular, pernahkah kalian berpikir, bahwa ular pun jijik melihat kalian. Begitulah kira kira benang merahnya.
Islam seperti apa yang ditawarkan Zakir Naik ?, Islam yang menyalah-nyalahkan ajaran umat lain ?, Islam yang menganjurkan menggendong panci hanya untuk menghancurkan rumah ibadah umat lain ?, Islam tukang koreksi kitab suci umat lain ?, Islam yang tidak mencintai tanah air ? Khilafah solusinya ? Itulah intinya.
Tolong sampaikan ke Zakir Naik, urusi saja umat Islam di Timur Tengah yang hijrah ke negeri kafir karena perang tak berkesudahan. Urusi saja apa sumbangsih umat Islam untuk peradaban dunia di masa depan. Sampaikan ke Zakir Naik, urusi saja umat Islam agar tidak menjadi horror negara-negara di dunia. Urusi saja umat Islam yang hanya menjadi cheerleader dalam penguasaan teknologi dan perekonomian dunia.
Sudahlah, jika anak-anak berumur belasan tahun takjub dengan Zakir Naik itu wajar. Tapi jika sudah bau tanah atau umur sudah 1/3 abad masih kagak bisa nalar mana Islam, mana pedagang agama, mana Industri ceramah yang ujung-ujungnya duit, itu artinya sudah tanda-tanda pekok stadium 2
Satu lagi, jangan berhenti belajar hanya pada Zakir Naik saja, nanti "pekok awet", masih ada Mbah Mustafa Bisri, Emha Ainun Nadjib, Quraish Shihab, Habib (asli) Luthfi bin Yahya, dan banyak lagi".
Krik, krik, krik,...telponnya wafat
via facebook.com/Rd.Fatah
SEKIAN DAN TERIMA AURA KASIH APA ADANYA
SEMOGA BERMANFAAT DAN MENAMBAH WAWASAN SERTA PENGETAHUAN